Tuesday, July 18, 2017

Cerita dari Thamrin: Internship, What?

Halo!

Saya memasuki minggu ketiga magang dan baru sempat mengunggah post tentang pengalaman baru yang (sejauh ini) menyenangkan.

Alhamdulillah, I've been accepted in one of the best creative digital agency di Jakarta untuk menjalani magang. Tepatnya di daerah Thamrin. Saya bolak-balik Tangerang-Jakarta sebagai pejuang KRL a.k.a kereta rel listrik atau KCJ a.k.a KAI Commuter Jabodetabek. Oh, dan juga ojek online.

Meja kerja untuk tiga bulan ke depan

Sejak saya diwawancarai untuk magang di perusahaan, saya memang amazed dengan suasana kantornya yang fun dan nyaman. Setiap sudut kantornya memang instagrammable banget kalau kata anak zaman sekarang. Namun, bukan karena itu dong yang membuat saya tertarik untuk magang di agency tersebut. Agency-nya bona fide dan menurut saya, bisa bikin saya lebih berkembang, terutama di dunia online PR dan sebagai social media specialist.

Sebenarnya saya menemukan agency ini seperti hidden treasure di Google. Kebetulan namanya disandingkan dengan beberapa digital agency dari luar, padahal agency ini adalah perusahaan lokal. Saya langsung nggak pikir banyak dan memutuskan untuk apply. Terlebih melihat client-client di website-nya yang ok banget, saya jadi semakin yakin dengan keputusan saya. Kaprodi juga mendukung dan menyetujui, jadi pas.

Sudut yang disebut Cafe, biasa digunakan kalau bosan
dengan suasana meja kerja dan saat makan siang

Di dua minggu pertama saja, saya sudah belajar banyak. Mulai dari editorial plan, competitor analysis and review, submission recap dari social media activitysocial media live report, dan diperkenalkan untuk baca data di social media analytics tools (yang ini rumitnya bukan main, padahal belum lagi belajar untuk analisisnya).


Dari tasks yang diberikan oleh social media manager-nya, yang menjadi mentor di kantor, bikin saya belajar, pekerjaan tim social media bukan hal yang mudah. Image client ya dipegang sama tim social media. Client tentu menyerahkan social media-nya ke agency untuk membentuk citra yang baik di publik, yang mencerminkan nilai-nilainya. Saya jadi kesal sendiri kalau ingat beberapa teman sering kali menyepelekan pekerjaan yang sering saya pegang kalau mengadakan event atau di komunitas kampus. Well, you can always judge a book by its cover, but don't ever act like you understand the book completely.


Sudut kesukaan untuk makan bekal (hemat),
ditemani Kaonashi dan daun gugur di luar jendela

Jujur, saya memang agak "kaget" ketika harus memegang client seperti brand susu kehamilan atau biskuit balita. Bagaimana tidak, saya belum pernah punya anak atau bahkan menikah dan ditugaskan untuk membuat konten yang berkaitan dengan kehamilan, menyusui, MPASI (Makanan Pendamping ASI), milestone anak, parenting, dan hal-hal yang keibuan lainnya. 


Bukan Gendis namanya kalau menyerah, justru jadi tantangan tersendiri untuk saya. Walaupun feel-nya belum dapat banget, saya tetap berusaha supaya bisa menyamakan kualitas konten yang dibuat oleh kakak-kakak tim social media. Kalau buka history saya di Safari, pasti isinya hasil research saya tentang kehamilan dan kawan-kawannya. Ya, hitung-hitung menabung pengetahuan untuk masa mendatang haha.


Namun, yang paling menyebalkan adalah saat pegang brand teknologi. Gendis yang gaptek ini? Gaming? Tech-HackSusahnya minta ampun, bikin satu editorial plan saja bisa seharian. Putar otak, ngantuk, sampai diketawain sama mentor haha.

Serunya, saya diarahkan untuk mencoba setiap client yang dipegang oleh tim social media sehingga pengetahuan saya semakin luas. Kebutuhan client yang berbeda-beda menuntut tim social media untuk luwes dan haus akan research. Mulai dari detail tanda baca sampai teks media, semua hal diperhatikan. Belum lagi dengan revisi yang berdatangan tiada henti. Pekerjaan tim social media memang under pressure.


Saya suka suasana kerjanya yang santai, tetapi produktif. Kakak-kakak yang ada di kantor, baik di tim social media dan tim lain, selalu ramah dan berbaik hati membimbing saya yang masih anak bawang ini. Saya seperti biasa, masih malu-malu kucing. Baru awal, masih ada hari-hari berikutnya kok.


Di weekend, saya dikasih kesempatan untuk mencoba social media live report di Galeri Indonesia Kaya yang terletak di Grand Indonesia. Kalau ini sih memang sudah jadi makanan saya sehari-hari saat menjadi social media handler di UMN TV, jadi aman dan menyenangkan.


Magical Music
by Cascade Trio and Robert Stevan (Mind Illusionist)


My company saat social media live report

Di tugas pertama itu, saya ditemani oleh Icha. Sengaja saya ajak Icha supaya nggak kerja sendirian, apalagi akhir pekan. Selain kerja, kami juga menyempatkan window shopping sebentar. Setelah menemani saya, kami pun makan malam di Eatlah, Plaza Indonesia. Mau mencoba the famous salted egg chicken rice, ternyata enak sih, tapi ya nggak enak banget haha. Kami juga berkunjung ke art installation-nya Abenk Alter.


Cerita dari Thamrin ini akan jadi serial magang saya. Doakan saja supaya selalu ada niat dan nggak malas untuk menulis ya. Nggak cuma pengalaman magang saja, tetapi cerita kecil saat di kereta atau di ojek menuju kantor sepertinya akan menghiasi juga.


Sampai ketemu di Cerita dari Thamrin selanjutnya!

2 comments:

  1. Duhh seruu banget.. Tapi bukan gw banget ni dis kerjaannya ����
    Btw .. Tetep semangat sapi magangnyaaa !!

    Ps : Dri anak cement commpany yg bentar lagi di suru ikut dinas ke makasar ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak magang ikut dinas?! Keren juga kamu! Hahaha semangat! :)

      Delete