Wednesday, August 24, 2016

Fantasy Sweethearts

Hola!

Last Monday, I finally make a time to go to a solo exhibition by Melissa Sunjaya, it's Bio Fantasy: A Tribute to Chairil Anwar, in Galeri Salihara. Yes, Melissa, the lady behind Tulisan. I'm having a great expectation on her work in the exhibition because I adored Tulisan for years ago. 

The entrance: Opening remarks by Melissa

And besides, I was attending #17anTempo Merayakan Chairil Anwar on August 15th, but I didn't really enjoy it. It's not that the event was not good, no, it was good. You know, it was an outdoor event, with A LOT of people there, very packed and crowded. I could say that it was kinda like a concert for me and I never enjoyed that kind of thing. I was happy to meet all the Indonesian ministers and actors, it's just that the ambience was not so melodious that I expected, but they did a good poetry reading though. One thing kept me entertained, the sarcastic jokes they did lol yeah.

Abstract artworks and science-fictions in once

Eyegasm for a day

Back to Bio Fantasy thingy, I went there with two of my friends from UMN TV, Barnez and Rana, and also made up to meet my two junior high school sweethearts, Afu and Inne, at the Pasar Minggu Station. 

The research

Yes, I love Melissa's work, very impressive. I adore her. I think she already met Chairil before because I feel the connection. I'm loving the idea, the cells, the color, the handwriting, everything!

The red lens and the catalog

I mesmerized for quite a long time. Paying attention to all details, animates one by one. Even Inne, the one who never goes to such an exhibition like this admitted that it's interesting for her. Behind the beautiful artworks, there's a fragment sentence of Chairil's poetry. We can see it through the red lens we got at the entrance of the exhibition, as the installation that art is ambiguous, art is multi-interpretations. It was a very nice experience for me. 

One of my favorites

And I'm just as blushing as Melissa when I read this

I love how Melissa pours her honest and sincere heart in all and generate such a beauty. I stunned. She proves and answered herself the myth of Chairil Anwar, is he really the legendary Indonesian poet like everyone saying? Or is he simply a man who smokes like his well-known portrait?

Hail artists!

In addition to that, the gallery was so peaceful. It lets my mind go wild, serene, serene. And not to forget, i-n-s-p-i-r-a-t-i-o-n-. I got it, a lot.

Captured by Rana while I looked up to Kabar dari Laut

Melissa's strong passion in petite cells plus Chairil's rebellious-charismatic mind in poetries. Both of them merges so nicely, spreading out the marriage of their works so well. Love struck. All I can say, go see yourself. I even want to move the exhibition to my house so I can get eyegasm everytime I wake up.

It's a 8 years and still counting friendship!
(minus Maul and Vanda)
Left to right:
Afu-Inne-Me

UMN TV fellas!
Left to right:
Me-Barnez-Rana

We spent 3.5 hours at Galeri Salihara. It was worth to spare our time there and worth the pain of standing for so long in the train lol. Definitely a self-soothing treatment for me after a not-so-holiday activity at the campus that makes me very saturated. I'm relieved.

Good friends, good trip, good experience, I'm blessed that my friends from different places got a chance to know each other. Thank you my angels for the lovely day! Until our next one!

And a quote by Melissa as a closing of this post:


Toodles people!

Tuesday, August 9, 2016

Night Thoughts

Meriang

Jari-jari kakiku mengerut tak biasanya. Dingin, dingin, menyapa hingga ke urat. Memetik udara, mengendus, mematung aku dalam niskala. Kulebarkan sayap mata ke arah mana saja, tak menentu, sampai henti di laci berisi berkas angan yang apik tersenyum.

Cahaya, gelap, kejut, tenang, apa yang terlintas menjadi satu. Ada yang bertanya, "Siapa aku?". Lalu dijawab, "Tuhan saja kau tak tahu." Jahat semua yang kutahu. Mengenal menjadi hal sebodoh itu! Mengapa dunia penuh bias? Ataukah manusia? Asing adalah bising. Riak dalam riang yang membuat siapa pun mengerang, tetapi aku memilih menjadi maniak.

Peta yang sejak dulu tak pernah mudah 'tuk dibaca. Bila kita pergi, entah naik apa, kita akan tetap kembali pada tubuh yang sama. Rahasia adalah penunjuk jalan. Namun, tak tahu apa-apa tentang kebenaran. Apa yang membuatmu berjalan? Apakah kelam pada siang? Ataukah terangnya malam? Padahal siang dan malam adalah gemini. Jangan suap aku dengan bosan yang bernama perbedaan.

Langit pengus, bermata api, menyulut emosi. Mulutku bergidik memandang apa yang ditawarkan. Apakah ini definisi menawan? Bukan jawaban, lagi-lagi aku malah diserang, "Coba jelaskan.". Begitukah pengartianmu? Sungguh, biar aku camkan, ini bukan penantian yang sembarangan. 

Hidup bukanlah teman, aku adalah lawan.

-------------------------------------------------

Having a semester break makes me a late night person, a thinker (more than I should), and a happy eater (a warm welcome to chubbier cheek). Even though, this semester break doesn't mean holiday at all, it's a running championship that no one will be winning. Worry not, I will survive (later).

I'm at my saturation point (again) and I think it's my first one in this year, so please don't judge. I know there are lots of things that I should be grateful for, but I just don't feel connected with the world, or even myself now. I'm kind of thirsty, gimme a drink, a drink that will fulfill. Life's so funny that I can't barely laugh. Not even a bit. 

Would the universe give me a chance to break? Because a voice in me once said that there's no time and no way to quit. And excuse me, I'm eating my muse right now. Pardon.

Here's a tip (for myself, and probably you):


Nighty night, night people.

Friday, August 5, 2016

Di Kala Jumat #6: Jordie Yonatan

Halo.

Di Kala Jumat edisi keenam jatuh pada laki-laki yang, sejauh saya kenal, pembawaan dirinya selalu humble. Seorang yang baik hati, suka berbagi, sabar, dan jarang (atau bahkan tidak pernah) terlihat marah. Selain itu, ia juga mempunyai banyak energi positif yang akan ditularkan kepada orang di sekitarnya. You know, he is a friend that everyone willing to have. Penuh semangat dan kerja keras adalah gambaran yang pas untuk sosok yang satu ini. He will do everything in good to reach his vision.


Jordie Yonatan. Ko Jordie, begitu saya memanggilnya, adalah seorang senior yang saya kenal saat ia menjadi PIC kelompok di open recruitment UMN TV. Rasanya selalu menyenangkan saat berbincang dan sharing pengalaman dengan pengusaha muda satu ini, setiap tetes ceritanya bisa memberi inspirasi untuk saya. Dalam wawancara ini, terlihat bahwa Ko Jordie adalah seorang yang tulus dan will put his heart and soul dalam apapun yang ia kerjakan.

Selamat terinspirasi.

Apa passion terbesarmu?

Sejak awal sampai sekarang, ingin menjadi seorang broadcaster. Maka dari itu memilih jurusan Jurnalistik (Ilmu Komunikasi) dan masuk pula di komunitas UMN TV. Setelah terjun ke dunia broadcasting pun, ternyata gak cuma keren, tetapi yang broadcaster lakukan itu asyik dan seru. Saat menjalaninya enjoy, yang kata orang kerja di TV itu berat, gak bakal kerasa karena sudah passion.

Ke depan inginnya meniti karier dalam dunia broadcasting, jelasnya pengen pegang sebuah program di TV. Sebenernya kerja di TV itu untuk menambah pengalamannya, sudah mendapat poin dari pekerjaan itu, dan saat goal itu sudah didapatkan pengen bikin Production House (PH) sendiri sebagai tujuan akhir.

Apa yang menginspirasimu untuk menjadi seorang Broadcaster pada awalnya?

Dulu sempat bingung saat ditanya orang tua mau jadi apa karena belum tahu gambaran setiap profesi itu bagaimana. Sampai akhirnya pernah diajak untuk lihat kegiatan syuting. Lalu di gereja juga pernah recording suara sambil lihat studio recording gimana, ada pula studio untuk syuting, di sana mulai tertarik.

Walau sempat bingung mau ambil IT atau desain untuk jurusan kuliah, hati mantap untuk ambil Ilmu Komunikasi karena diyakinkan oleh wali kelas waktu SMA. Keinginan untuk menjadi seorang broadcaster pun semakin meningkat. 

Apa prinsip hidupmu?

Ada dua quotes yang selalu menjadi pegangan, satu dari Mama dan satu dari Papa. 

Dari Mama, "Nama baik itu lebih berharga dari harta kekayaan.". Makanya kalau Gendis atau orang bilang, kenapa Ko Jordie jarang marah ya, karena itulah gambaran yang tertanam, bagaimana diri kita menjaga image. Maksudnya, kita jangan emosional, jangan sedikit-sedikit ngomong kasar. Percuma kalau harta banyak, tetapi image rusak, gak ada artinya. Bukan berarti jaga image itu munafik atau menutupi sifat kita, tetapi bagaimana kita menerapi sifat baik itu, bagaimana kita selalu belajar untuk menjadi lebih baik.

Dari Papa, "Apa yang kita lakukan hari ini, menentukan kita di masa depan.". Jadi sekarang kita bisa seperti ini, itu karena apa yang kita lakukan di masa lalu. Kita gak bisa santai karena itu akan menghambat kita. Apa pun yang menjadi tujuan kita, optimisnya harus dari sekarang, jangan nanti-nanti. Kita yang sekarang, menentukan kita di esok hari.

Bagaimana untuk kembali termotivasi saat sedang stagnan?

Saat dikasih kepercayaan untuk megang redaksi UMN TV (sebagai Pemimpin Redaksi), itu sedang nyaman-nyamannya di UMN TV, mau sampai malam di markas juga ok aja. Padahal laporan magang itu belum tersentuh, gak dikerja-kerjain. Waktu itu lagi di zona nyaman sehingga kuliah kayak jadi prioritas kedua. Melihat teman, Fey, yang sudah lulus sidang magang, itu menjadi titik motivasi. Saat itu pula langsung janji untuk ngejar bimbingan dan menyelesaikan laporannya yang dari 0% langsung ke 100%.

Seketika langsung keinget, tanggung jawab yang akan mengantarkan ke visi di atas malah terbengkalai, makanya langsung bangkit lagi. Saat baru selesai kloter 3 magang, Fey udah ambil kloter 3 skripsi, langsung bikin semangat lagi. Melihat Fey udah lulus duluan, yang padahal dia juga sibuk loh, Pemimpin Umum UMN TV juga, bisa melangkah duluan. Nah, Fey menjadi sosok yang ketika gue stagnan, gak bergerak ke mana-mana, menjadi pemicu semangat, semakin termotivasi. 

Dari segala rintangan pembuatan skripsi, tetap semangat karena teman menjadi motivasi saat kita lagi stagnan.

Apa hal sederhana yang membuat dirimu senang?

Saat sedang di rumah bareng semua anggota keluarga, kumpul di kamar atau nonton, seru-seruan bareng dan cerita-cerita. Lalu pas lagi kumpul sama temen-temen yang bukan cuma seneng-seneng, tapi sharing pengalaman karena bisa membuka pikiran, nambah ilmu, dan pandangan ke depannya.

Apa saja hal atau nilai dari orang lain yang akan membuatmu lebih menghargainya?

Yang pertama adalah jujur. Sifat atau karakter itu memang bawaan orang, kita gak bisa ubah, tapi kejujuran menjadi penghias diri seseorang.


Yang kedua adalah rendah hati. Meskipun orang ada yang rese atau pernah berbuat salah sama kita, tapi saat orang itu bisa rendah hati dan terbuka, ada nilai lebih dari orang itu yang patut dihargai.

Apa yang membuatmu memilih menjadi pengusaha muda?

Dari zaman sekolah emang udah suka jualan, dari penutup telinga sampai cajon. Setelah sharing sama orang tua, akhirnya memilih untuk bisnis kuliner. Saat orang udah dateng, makan, habis, suka, dan orang akan balik lagi karena makanan adalah kebutuhan yang primer. Kebetulan Papa juga suka masak, jadi pas.


Pilihan makanan yang akan dijual jatuh pada bakso. Digeluti bikin bakso setiap minggu, sampai ikut les bikin bakso juga. Biar spesial, akhirnya dibikin bakso telur asin yang beda dari bakso biasa. Langsung buka di akhir Desember dengan nama Bakso Samjoe dan ternyata respon pelanggan positif. Syukurlah berjalan lancar hingga kini.

Apakah kamu percaya bahwa setiap orang layak untuk mendapatkan kesempatan kedua (dalam hal apapun)?

Percaya dan layak. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti pernah di titik saat kita sangat menyesal dan menyia-nyiakan suatu hal sehingga gak salah untuk setiap orang mendapat kesempatan kedua. Bagaimana kita memperbaiki yang hal yang sudah terjadi tersebut untuk meraih nama baik kita kembali.

Are you a family-oriented man?

Kalau diurutkan prioritas dalam hidup, satu itu Tuhan dan dua itu keluarga. Jangan sampai ada hal lain yang di atas keluarga karena kita bisa seperti sekarang itu keluarga kita yang didik kita, karakter kita seperti ini ya keluarga kita yang membentuk. 

_______________________________________________________________

Di Kala Jumat adalah serial tulisan hasil wawancara dengan orang-orang di sekitarku, mendalami bagaimana mereka memahami dan menjalani hidup sebagaimana adanya. Tulisan ini akan dikemas secara ringan dan mudah untuk dipahami. Diharapkan tulisan Di Kala Jumat dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Di Kala Jumat hadir setiap hari Jumat di wordofawallflower.blogspot.co.id.