Wednesday, October 25, 2017

Cerita dari Thamrin: The Load that I Carry

Hi!

I agree with one of the AE (Account Executive) Manager at the office about this statement,
"It's not the load that breaks you, but the way you carry it."

It's so true, couldn't be more agree.

Lately, I went to a roller coaster ride in, basically, everything. But the most annoying thing happened, I'm bored of my own task, of my job. Both of it, as an intern and as a freelancer. And somehow, I found it as something that I can't accept myself and it makes me sad.

I started asking myself, what is the purpose of doing this (job)? Is it something that I really want to do or is it just lust (as to get income a.k.a money)? Wait, but I don't want to hypocrite whatsoever, we do need money for living life. Don't we all? I just think that maybe I'm being a little too ambitious for this moment.

Now, I re-arrange all things. I make a list of what I really want to do and what I want to get rid of. What I know for sure is, I have to do anything with all of my heart so the output will always turn out great.


Quoted from one of my fav author, Roald Dahl.
Source: Guardian

Cheers,

Gendis.

Saturday, October 7, 2017

Ada Apa #8 | Waktu

Musim hujan datang memberi rona pada bunga-bunga di depan rumah, membuat anak-anak Ibu mekar kembali setelah setengah tahun lebih mereka malu-malu untuk menunjukkan wajah. Hari-hari tanpa pupuk dilewati tanpa jemu, padahal seharusnya tidak apa-apa untuk mereka menuntut. Namun, Tuhan baik dan akan selalu mengerti kebutuhan semesta.

Sekolah, kuliah, bekerja, mungkin saja dilanjutkan untuk menempuh pendidikan lagi, lalu bekerja lagi, dan begitu sampai bertemu akhir.

Memasuki usia 20an, orang bilang akan menemui titik paling menggebu untuk melakukan segala sesuatu. Memasuki usia 30an, orang bilang akan menemui titik paling pelan untuk menjalani hidup. Memasuki usia 40an, orang bilang akan menemui titik balik untuk memulai yang belum sempat dimulai, atau tertunda.

Entah, tapi saya sedang merasa terburu waktu. Langkah kaki yang canggung untuk melambat, gairah untuk meraih tujuan yang sedang memuncak, bahkan sampai lupa bagaimana rasanya untuk meredam.

Benarkah kita sudah begitu terikat dengan kehidupan yang linier? 
Bagaimana cara yang tepat untuk menangkap kebahagiaan?
Apakah lupa untuk sekadar memikirkan tentang hari-hari nanti akan kita isi dengan apa?
Nanti, nanti, nanti...
Masihkah dinanti?

Maaf bila begitu banyak pertanyaan,
karena saya tidak sanggup untuk menahan,
sendirian.