Tuesday, September 18, 2018

Secercah Kedoya: First Day

Tabik!

Hari ini adalah hari kedua saya bekerja. Tepatnya, bekerja di sebuah media daring dari saluran televisi yang berkantor di daerah Kedoya. Entah beruntung atau tidak, saya datang (sangat) kepagian hari ini, sudah menginjakkan kaki dengan santai pada pukul 08.00, sedangkan waktu mulai kerja masih pada pukul 09.00. Pintu ruangan kerja saya pun masih terkunci, malang saya menunggu di lobby sendiri. Namun, selalu ada sisi baiknya, saya jadi bisa menulis post untuk blog yang lama tak tersentuh tulisan panjang.

Kemarin, saat hari pertama, saya merasa campur aduk. Senang, karena jeda waktu antara kelulusan dan bekerja sungguh sebentar, heran sama diri sendiri ternyata bisa meraih hal ini. Sedih, karena saya benar-benar meninggalkan kehidupan saya sebagai mahasiswa, titel yang paling saya suka sejauh ini. Bingung, karena saya sudah harus bayar pajak selayaknya orang dewasa lain, ini begitu cepat. Dan hal lain yang datang tiba-tiba akibat merenung di perjalanan, makan siang yang terasa sepi, dan kaki yang ceroboh sehingga terantuk batu besar depan kantor.

Ternyata, kurang lebih apa yang saya kerjakan saat bergabung dengan UMN TV, media kampus yang saya ikuti dulu, merupakan gambaran yang apik terhadap pekerjaan saya sekarang. Untuk jabatan memang seperti pekerjaan lepas atau saat magang dulu yaitu social media officer di Creative and Social Media Department, tetapi di sini alur dan cara kerjanya cukup berbeda. Bedanya, kemampuan menulis memang dibutuhkan, tapi alangkah lebih baik kalau saya punya kemampuan menyunting gambar atau foto. Untuk video, saya memang ada basic, meskipun ya nggak jago-jago amat. Mungkin saya saja yang belum terbiasa, semoga saja saya bisa catching up secepatnya.

Makan siang saya hampir sendirian kemarin, sampai sekitar pukul 14.00 itu belum ada teman sedepartemen yang istirahat atau makan. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi sendiri, saya lapar banget, tapi masih gengsi dan malu untuk mengajak yang lain. Beruntungnya ada rekan satu departemen yang juga ingin makan, jadi nggak harus sendirian. Selain itu, ia juga berbaik hati meminjamkan kupon makannya karena punya saya belum diisi oleh HRD. Well, perut aman dan berhenti bergoyang deh.

Di hari pertama, pekerjaan saya belum berat, masih copywriting spontan untuk kultweet dari video-video program televisi tentang finansial. Sesungguhnya, saya kaget dan masih bingung karena biasanya saya selalu ada guidelines dalam social media handling, seperti KPI (key performance indicator) yang ingin dicapai, content pillar, dan segala do's and dont's-nya. Kalau sekarang, karena hal tersebut belum disampaikan kepada saya, saya hanya bisa mempelajari pola yang sudah dilakukan oleh teman-teman sedepartemen, bagaimana gaya bahasa yang digunakan, pemilihan kata, dan sebagainya.

Oh! Dan satu hal lagi yang membuat pengalaman kerja ini lebih menyenangkan, saya sudah bisa naik bus, sendirian! Ternyata bergelantungan di bus lebih menantang dibandingkan di kereta. Saya harus cekatan dengan sopir yang suka ngerem mendadak, kaki harus kuat, pegangan tangan pun harus erat. Sejauh ini masih menyenangkan, semoga masih sampai nanti.

Cukup untuk hari ini, sampai jumpa nanti!

Friday, September 14, 2018

Mantra Mantra

Mantra Mantra, album baru dari Kunto Aji, itu sangat... bikin termenung, berpikir, tetapi sekaligus menenangkan.


Begitu rilis hari ini, 14 September 2018, membuatku langsung ingin memutarnya terus-menerus, sepanjang hari.

Kunto Aji berhasil mengingatkan bahwa seberapa besar awan hitam datang, api-api kecil itu biasa, dan pada akhirnya kita sebagai manusia hanya bisa menyerahkan semua pada semesta. Apakah akan berakhir baik-baik saja? Semoga.

Walaupun ada satu pertanyaan yang kembali muncul, sedari dulu telah mengganggu,
kita dan semesta, satu kesatuan atau entitas yang berbeda?

Friday, September 7, 2018

Jeda

Ternyata, menjadi pengangguran sama sekali tidak enak. Pikiranku menjadi cukup kacau tanpa diutarakan melalui diskusi-diskusi. Makanya, meditasi menjadi pilihan utama, agar aku tidak termakan oleh pikiran-pikiranku sendiri.

Instagram's Post @nikeprima

Namun, aku sangat setuju dengan Bu Niknik dalam konten yang ia unggah di Instagram beberapa waktu lalu. Semoga jeda yang aku rasakan kini bisa memberikan sesuatu berarti untuk jiwa dan raga.