Friday, May 27, 2016

Di Kala Jumat #4: Monica Permana

Halo.

Di Kala Jumat edisi keempat ini, saya memilih seseorang yang menurut saya merupakan cerminan perempuan independen. Saya sudah mengenalnya sejak awal masuk perkuliahan and never regret ever since that time to know her. Sosok ini selalu menekankan pada saya bahwa kita, perempuan, bisa melakukan apa pun yang kita mau. Batasan tentu ada, tetapi menjadi perempuan, bukanlah halangan atau rintangan sama sekali. She can be goofy, but she also embraces her intelligence as her own beauty. A person to discuss everything and also a listener.




Monica Permana. Perempuan penyayang kucing dan pencinta kopi yang terjun pada jurusan jurnalistik ini memang sudah memiliki daya pikat yang alami dalam dirinya. Monic, begitu ia disapa, adalah seorang yang ambisius, open minded, dan selalu punya cara untuk makes everything work out. Jeli dan jenaka, yes, she is. Dari wawancara yang saya lakukan, terlihat bahwa Monic sudah mencintai dirinya sendiri secara utuh. She knows herself very well that she can outsmart her strengths and weaknesses in living life.

Hendaknya Monic bisa menebar inspirasi untuk semua orang, dan terutama, untuk kalian, perempuan.

Bagaimana kamu mengatasi rasa jenuh dengan rutinitas?

Semua orang pasti pernah merasa jenuh, like I got a lot on my plate, merasa overwhelmed banget. Kalau lagi beban, lagi hectic, gue bakal diem dulu dan menenangkan diri sendiri. I'm going to clear everything that is going on my mind. Harus sendirian dan merasa gak perlu siapa pun kalau lagi jenuh karena someone's presence juga kadang tetep gak merasa tenang or refresh gitu. Minum kopi dan baca. Me time sih intinya

After that, gue harus realized bahwa gue capable to do anything dan figure out gimana caranya mengatur skala prioritas.

Bagaimana kamu menilai dirimu sendiri?

Gue tuh keras sama diri sendiri, tapi ke orang lain enggak. Gue terlalu memikirkan gimana orang lain melihat gue, apa yang orang lain rasakan atas tindakan gue. Dengan itu, gue jadi terlalu berhati-hati sama orang dan cenderung untuk ngerjain semuanya sendiri (misal dalam kerja kelompok). Gue keras karena pengen membuktikan ke diri sendiri kalau gue bisa dan mampu, bisa melakukan hal-hal rumit. Gue mau bangga sama diri sendiri. 


Apa yang membuat kamu bersyukur setiap harinya?

Many things in life. Family, friends, CATS! Not just the joy, the bad one juga kok.

Apa pendapatmu mengenai perbedaan? Is it a beautiful thing or not?

I think it's a beautiful thing in life. Kalau kita hidup di tempat yang homogen, apa yang gue pikirin, apa yang orang lain pikirin, itu sama aja. Kalau kita ketemu sama orang lain, yang berbeda banget, kita bisa dapet wawasan baru, kita ngerti perbedaan antara gue dan lo, dinamikanya juga beda. Gue bisa tau ragam. Perbedaan tuh mengantarkan gue ke dunia baru. Udah out of my comfort zone, sekaligus jadi lebih opened. Dengan dunia yang heterogen, gue malah lebih bisa mengenal diri sendiri.

Well, ego plays a huge part, tapi I've been told by someone that perbedaan itu yang bikin menarik.

Apa hal yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan dirimu?

Pengalaman sih, bad experiences juga termasuk membentuk diri. Empiris jadinya, pengalaman gue jadiin langkah untuk ke depannya. Sesuatu yang udah terjadi bakal gue interpretasikan kalau ke depannya gak bisa melakukan hal yang sama lagi.

Menurutmu, apa yang seharusnya dilakukan untuk menjadi seorang perempuan?

Perempuan so far selalu dihubungin sama gak kuat, dependable, harus diarahkan. Padahal enggak. Perempuan hebat adalah perempuan yang punya pikiran sendiri dan mau melakukan sesuatu karena kemauannya sendiri, bukan karena stigma yang ada. Perempuan hebat itu bisa melawan stigma-stigma kayak you shouldn't do that because you're a woman. We can do things that men can do kok. Misalnya, mau nikah umur 30 atau 40, itu tuh gapapa, dan gak memengaruhi sama sekali kalau kita perempuan.

Apa hal yang membuat kamu bisa terbuka pada orang lain?

Self disclosure gue ini agak tebel. What I want to revealed to people itu gimana they get along with me. Kalau punya common interest pasti bakal lebih mudah buat terbuka. Tapi, kalau pun  ada yang berbeda dan buat gue itu menarik, ya bisa terbuka juga.

Apa tujuan kamu hidup?

Do things that I liked, that makes me happy. Membanggakan orang tua, of course. At least, presence gue di dunia ada manfaatnya lah buat orang.

Siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidupmu?

A lot pasti bakal bilang mom. Tapi kalau gue, papa sih. I'm a daddy's little girl, spoiled dikit. Papa itu bikin gue ngaca, sifatnya sama. Dia workaholic, etos kerjanya tinggi. Gue bisa banyak belajar dari papa. Papa lebih bisa connect sama gue gitu, literally in everything. Selalu ngedukung gue, pikirannya sama, kesukaannya sama, sama-sama foodie. He also introduces me to coffee. Papa bilangcoffee is a present from God yang bikin Papa bisa ngerjain so many things di keadaan yang super menyebalkan

Papa tuh flexible dan open minded

Siapa tokoh yang menginspirasimu?

Tokoh Carrie Bradshaw from Sex and the City. Dia jurnalis, nulis di Vogue, naklukin New York yang digambarkan sebagai kota yang keras. Bareng tiga orang lainnya, Miranda, Charlotte, Samantha, nunjukkin kalau mereka tuh always stick together. Perempuan gak cuma butuh laki-laki, tapi butuh juga sekawanan perempuan yang saling bond, saling back up satu sama lain. Dan di situ, Carrie digambarkan jadi perempuan yang open minded to all of things.


Carrie told me to be yourself and find someone yang mau terima diri lo apa adanya. Don't sacrifice for them karena gak worth gitu dan lama-lama bakal fed up juga karena gak bisa reveal your true side. Tokoh Carrie ini inspirasi banget lah. Bisa sukses sendiri berkat tulisan dia yang berani, gak mainstream, selalu kasih sisi lain dalam tulisannya.

Literally, Carrie bareng temen-temennya ini, kombinasi mereka tuh represent women sih. Tokoh Samantha, dia paling melawan arus, paling berani. Dia gak mikirin apa kata orang even dia bilang kalau dia udah date semua orang di New York. Kalau Miranda, lawyer sukses di New York in her late 20s. Tapi laki-laki gak ada yang mau deketin dia karena udah terlalu sukses. Padahal itu nunjukkin that she is capable doing things kandia bisa standing strong, like I'm married with my carrier. Kayak gue emang bukan tandingan lo berarti. Nah, kalau Charlotte yang kerjaannya sibuk nyari suami, tapi dalam pencarian itu dia nunjukkin kalau perempuan juga bisa clumsy, we can fall in love. But dia selalu depends sama temen-temennya dan antarperempuan itu saling bantu. Girl power banget lah.

If you have a chance to encourage women all around the world, what would it be?

Being alone is not a bad thing! Seriously. We should be proud of it karena lo bisa standing proud sendiri and enjoyed things. Dari sendirian itu, kita bisa tau apa kurangnya kita. Kita bisa sibuk untuk memperbaiki diri. Soalnya banyak orang yang ngeliat ini sebagai bad things, like gue gak laku. Despite of that, sebenernya kita bakal attract someone yang on the same level or di atas kita. Orang yang berkualitas pasti nyari yang berkualitas. 

Don't let society judge you. Jangan mau dibilang you're pretty based on your looks. Brilliance and intelligence is more important than your looks or what you're wearing. Lebih ke how you see things, respond to differences, dan segala macem.

There's a quote I liked:


Inget pride. Pride itu harus dijaga, itu nunjukkin gimana diri lo sendiri. Kalau cowok doang dicengengin, pride lo ke mana? Contohnya gue sendiri yang gengsinya tinggi parah, kalau gue ditinggalin, buat handle kesedihan itu dan biar gak insecure, gue gak bakal begging karena itu their lost, not ours. Cowok gak bisa liat value dan worth yang gak ke-revealed dari diri kita. Kalau yang self disclosure-nya banyak dan actually worth million dollars trus gak keliatan, ya itu butuh usaha lah, bukan berarti kita gak usaha juga loh tapinya.

And if you have a chance to tell a message to men all around the world, what would it be?

Hopefully, kalian gak liat perempuan sebatas fisik aja karena banyak perempuan yang pengen di-judge based on their brilliance or intelligence. Her mindset that is going to raise you children, bukan her looks kok.

Bagaimana kamu melihat dirimu beberapa tahun ke depan?

Yang pasti lulus dan kalau ada kesempatan buat langsung S2, why not? Gue gak mau kehilangan semangatnya sih. Gue juga selalu curious buat mengajar. Mostly, keluarga papa tuh dosen. Gue pengen, one day, jadi dosen. Ngajar, ngebentuk mereka, mendidik mereka, dengan pikiran gue. Like, kita punya tanggung jawab dan mengantarkan mereka ke masa depan, punya jasa buat mereka. 


Maybe I will try different field, yang jelas bukan jadi ibu rumah tangga. Gue prefer buat punya karir dan ngebuktiin ke diri sendiri, also ke anak-anak gue. Gue bisa jadi ibu kelak, tapi bisa provide mereka dan bagi waktu buat mereka juga. Pokoknya I want to do things and being multitasking. 
_______________________________________________________________

Di Kala Jumat adalah serial tulisan hasil wawancara dengan orang-orang di sekitarku, mendalami bagaimana mereka memahami dan menjalani hidup sebagaimana adanya. Tulisan ini akan dikemas secara ringan dan mudah untuk dipahami. Diharapkan tulisan Di Kala Jumat dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Di Kala Jumat hadir setiap hari Jumat di wordofawallflower.blogspot.co.id.