Friday, June 3, 2016

Di Kala Jumat #5: Anadya Ayesha

Halo.

Di Kala Jumat edisi kelima, saya mewawancarai dara yang memancarkan kecantikannya tidak hanya fisik, tetapi dari dalam dirinya, dari hati, pikiran, dan perilakunya. Saat saya mewawancarainya, I can tell that she is very open minded and willing to share anything to inspire. Sosok yang selalu ramah, mempunyai aura yang menyenangkan and somehow, calmingShe is a humble person. And it all comes so naturally, she don't even have to try. It's a true beauty that she got. 


Anadya Ayesha. Perempuan jurusan sinematografi angkatan 2013 ini saya kenal melalui salah satu teman SMA saya, and turns out we went to the same university. Salah satu finalis Miss UMN 2015 (beauty pageant di Universitas Multimedia Nusantara) ini merupakan penyayang anjing, terutama Jessie dan Jacky, anjing peliharaannya. Dea, begitu ia dikenal, adalah sosok yang berani untuk mencoba hal-hal di luar comfort zone dirinya dan always did her best in everything. She enjoyed every bit of her life without worrying too much

Have a sip of hot chocolate and an inspiration as well.

Bagaimana kamu mencintai dirimu sendiri?

Menerima diri sendiri apa adanya, terutama kekurangan. Kadang kita terlalu berfokus pada kekurangan kita, sampai kita lupa kalau kita memiliki kelebihan yang harus difokusin. Jadi aku harus mencintai kekurangan diriku sendiri dulu sehingga bisa memfokuskan pada kelebihan yang aku punya.

Kalau lagi menghadapi hal sulit di hidup pun atau ada yang menjatuhkan kita, aku akan menghadapi dengan pikiran yang positif dan berusaha untuk bangkit dengan cepat. Itu gimana aku mencintai diriku sendiri.

Apa arti keluarga untukmu dan apa prinsip atau nilai yang kamu dapat dari keluargamu?

Segalanya. Yang membuat aku menjadi Dea yang sekarang, yang mengkonstruksi diriku, semuanya keluarga aku. Keluargaku adalah awalku.


Keluargaku background agamanya terbagi jadi Islam, Kristen, dan Katolik. Sejak kecil aku sudah terbiasa dengan perbedaan. Keluargaku selalu menanamkan untuk menjadi perempuan kuat. Temenan sama siapa pun tanpa pandang ras dan agama karena orang gak bisa dinilai baik sekadar dari ras atau agamanya aja. Dan yang terakhir, untuk menerima diri kita sendiri apa adanya.

Apa bentuk ekspresi yang paling kamu sukai?

Nyanyi. Kalau lagi sedih, lagi senang ya pasti nyanyi. Lalu melalui karya, menjadi salah satu bentuk ekspresiku seperti lewat desain dan membuat video. Terutama video sih. Awalnya aku suka membuat video tuh dari jalan-jalan terus denger lagu yang enak dan ngerasa kayak cocok nih paduan antara lagu dan video yang aku ambil saat jalan-jalan. 

Bagaimana kamu mengatasi ketakutan saat mencoba hal-hal yang baru?

Dulu biasanya aku diam, tetapi malah nyesel. Kalau sekarang ada rasa takut, aku justru malah cobain. Karena ketakutan itu ternyata hanya bayangan aku aja. Setelah aku coba dan melakukan dengan maksimal, ternyata aku bisa menghadapi segala ketakutan aku. Jadi kalau takut, jangan malah berhenti, cobain aja, jangan takut gagal. Selama kita masih muda, masih kuat, dan punya ability to do anything, ya coba aja jadi kita gak nyesel belakangan.

Awal perkuliahan, aku kuliah-pulang gitu. Sampai semester dua, aku daftar empat acara kampus dan gak ada yang keterima. Aku sampai nangis dan kayak bertanya sendiri kenapa kayak gini. Aku coba daftar terus sampai akhirnya keterima untuk PIC OMB 2015 dan Miss UMN 2015. Dari kegagalan sebelumnya, aku bisa jadikan titik balik.

Apa saja hal yang kamu dapat saat mengikuti Miss UMN?


Banyak banget, terutama jadi lebih percaya diri. Tujuan awal aku masuk Miss UMN karena aku berhijab dan mau jadi yang pertama. Awalnya aku minder karena yang lain gak berhijab dan cantik-cantik semua. Dari dukungan orang tua dan temen-temen aku akhirnya coba, masuk, dan aku seriusin. Waktu awal masuk tuh aku kalem dan cenderung diam. Makin lama aku belajar public speaking dan kebawa untuk personal branding juga ke public, semenjak itu jadi kebawa untuk diriku sendiri.

Apakah kamu membentuk image dirimu di depan orang lain?

Kalau aku di temen-temen satu jurusan di angkatan aku selalu manggil aku Ummi, sampai gak ada yang manggil Dea lagi sekarang. Mereka sering bilang aku kayak, syariah atau apa gitu yang membentuk Ummi ini. Aku gak membentuk image itu sih, kayak itu emang udah bawaan dan aku menerima itu. 

Apa kriteria orang yang kamu sukai?

Aku suka yang bawaannya nyantai, open minded, dan bisa diajak ngobrol tentang apa pun. Jadi kalau lagi jalan-jalan, kita bisa ngobrol apa aja. Di DKV (Desain Komunikasi Visual) sendiri, temen-temenku nih beda-beda semua, dari cara berpikir, jadi kita bisa saling sharing perspektif kita.

Menurutmu, bagaimana menjadi orang yang baik?

Membantu dan menolong orang tanpa pamrih. Jangan diumbar-umbar, jangan mengharapkan imbalan apa pun. 

Siapa tokoh yang kamu kagumi?

Untuk seniman, Frida Kahlo. Dia seorang feminis dan sangat mendukung hak-hak perempuan karena background hidupnya. 

Source: Arty Factory

Cerita hidupnya ini berawal saat dia menikah dan gak lama setelah itu dia ketabrak tram sehingga bagian tubuh dari perut ke bawahnya lumpuh. Dia gak bisa hamil dan gak bisa ngapa-ngapai semenjak itu, cuma bisa melukis, padahal dia baru aja menikah. Dia selalu melukis gambar dirinya sendiri dan refleksinya adalah dia bisa melakukan sesuatu, padahal ya bagian bawah tubuhnya udah gak bisa apa-apa. Suaminya pun selingkuh sama saudaranya sendiri. Karyanya tuh refleksi kekesalan dia dan pertanyaan kenapa perempuan cuma diginiin aja. Aku suka sih karena kayak potret strong woman gitu
_______________________________________________________________

Di Kala Jumat adalah serial tulisan hasil wawancara dengan orang-orang di sekitarku, mendalami bagaimana mereka memahami dan menjalani hidup sebagaimana adanya. Tulisan ini akan dikemas secara ringan dan mudah untuk dipahami. Diharapkan tulisan Di Kala Jumat dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Di Kala Jumat hadir setiap hari Jumat di wordofawallflower.blogspot.co.id.

No comments:

Post a Comment