Halo.
Di Kala Jumat kali ini bermuara pada seorang laki-laki yang baru saja saya kenal sekitar seminggu yang lalu. Sejak awal berjabat tangan, auranya sudah muncrat ke mana-mana. Saat ia berbicara, saya semakin yakin bahwa sosok ini cocok untuk Di Kala Jumat. Tidak seperti biasanya, percakapan yang kami rajut mengalir begitu smooth. Padahal saya acap kali merasa awkward saat harus bercakap dengan laki-laki. Sempat terbesit ragu saat mau mewawancarainya, tetapi akhirnya saya memberanikan diri. He seems so complicated, but after all the conversations goes well, he is not, he's interesting.
Ambilkan dirimu secangkir kopi Solok dan selamat menikmati.
Bagaimana kamu melihat dirimu sendiri? Siapa itu Yudis?
Yudis itu seorang anak yang
sedang mencoba membahagiakan kedua orang tuanya, sebagai tujuan utama di dunia,
dan menjadi manusia yang seharusnya dalam versi saya dan versi Tuhan.
Apa hal yang kamu sukai dari dirimu sendiri?
Saya suka saya yang punya
keingintahuan lebih, kepo.
Sejak kapan kamu suka menulis?
Awalnya, dari kecil saya sama
sekali gak suka baca, gak suka nulis. Bener-bener hobinya main musik, dengerin
musik.
Tiba-tiba, waktu awal kuliah
(Saat kuliah di UPH, sebelum berlabuh di UMN), saya denger musik dari Pandai Besi yang judul lagunya
Jangan Bakar Buku. Saya dengerin dan kayaknya lagu itu dalem banget. Mulai dari
situ saya mulai baca, pertama saya baca kumpulan puisi Chairil Anwar yang AKU.
Bacanya pun malem , kayak dramatis , sunyi . Sebuah kata tuh jadi agung, per setiap
kata.
Mulai dari situ saya baca, baca,
dan terus baca. Sampai akhirnya mempelajari agama, di agama saya, Islam, surat
pertama dalam kitabnya kan kata pertamanya Iqra' yang artinya bacalah.
Sejak itu pula mulai menulis.
Di antara puisi-puisi yang telah kamu buat, mana yang menjadi
favoritmu?
Judulnya Manusia Menjelang Malam.
Ceritanya tentang seorang manusia
saat suasana langit dengan matahari mau terbenam, ia takut dengan malam. Ia
cemas . Sampai akhirnya malam, dia teriak-teriak. Gak mau pulang, gak mau tidur,
saking takutnya dengan malam. Setiap malam dia bertarung. Dan yang dia
tunggu-tunggu, waktu terbaiknya, ya saat matahari terbit.
Menurut dia, malam itu palsu.
Bulan pun meminjam cahaya dari matahari, lampu cahanya dari listrik.
Sebetulnya , manusia ini sosok yang kesepian . Dia butuh sesuatu yang terang ,
yang murni , bukan pinjeman . Ya matahari .
Ini metaforanya matahari sih. Dia
butuh … enlightenment.
Apakah puisi-puisi kamu mencerminkan dirimu sendiri?
Pasti karena merupakan ekspresi
diri sendiri. Makanya saya gak pernah bikin puisi cinta karena belum menemukan
cinta. Jadi ya pasti diri sendiri.
Bagaimana kamu biasanya mendapatkan inspirasi untuk menulis?
Pasti harus lagi sendiri. Menulis
pasti saat sendiri karena itu seru, sunyi. Biasanya di kamar, ketika malam.
Musik paling indah tuh memang malam, jam 3 atau jam 4, kayak udah sunyi.
Cita-cita saya yang
belum kesampaian, ketika saya pergi keluar rumah, saya pengen gak salim sama
Ibu, tapi pengen nyium jidatnya. Tapi ini belum kesampaian loh, berat, gengsi
sih.
Bagaimana caramu menilai orang? Apa yang kamu lihat pertama kali saat
mengenal seseorang?
Yang paling pertama , saya suka
orang yang ikhlas dan passionate. Ketika dia menjadi tukang sate pun, dia
passionate dengan pekerjaannya, dengan apa yang dia lakukan, itu saya suka.
Saya juga suka orang yang
pendiam . Kalo lagi ngumpul dan ada orang yang pendiam, jadi penasaran aja. Seru
aja buat diperhatiin.
Saya gak suka orang yang banyak
omong. Saya suka orang yang berkarya , prinsipil .
Bagaimana cara kamu untuk selalu begairah dalam berkarya?
Untuk saat ini, saya mau terekam
atas nama mahasiswa. Saya tergerak atas baca Soe Hok Gie, yang Catatan Seorang
Demonstran. Dia seorang anak muda versi terbaik yang pernah saya liat.
Ya, itu karena saya ingin terekam
atas nama mahasiswa. Nanti kalau saya udah punya anak, nih papa pernah jadi
mahasiswa. Dan yang keluar karya, bukan dari omongan, atau segala macam.
Bagaimana kamu selalu termotivasi dalam hidup?
Katanya Walt Whitman, penyair
Amerika, pribadi terbaik adalah pribadi yang tumbuh di udara terbuka.
Maksudnya, di udara terbuka tuh bisa survive dengan dunia, lepas dari konsumsi seperti mall, dan lainnya. Udara terbuka maksudnya bisa survive di gunung, di hutan. Pokoknya bisa involved sama dunia, sama semesta.
Saya mau jadi pribadi terbaik
versi itu sih.
Apa buku yang sedang kamu baca akhir-akhir ini?
Saat ini lagi concern sama Indonesia kenapa gak maju-maju, karena itu saya baca buku ilmu ekonomi dari negara dunia ketiga. Tiga buku terakhir yang saya baca, kebanyakan ngomongin ilmu ekonomi dari negara-negara berkembang.
Ada bukunya ahli ekonomi dari Pakistan, judulnya Tirai Kemiskinan, yang juga ngomongin ekonomi negara dunia ketiga. Saya juga kemarin sempat baca buku judulnya Kecil itu Indah oleh E. F. Schumacher, dari Jerman.
Biasanya saya baca buku apa aja sih, kecuali TeenLit. Saya suka baca filsafat. Saya juga suka baca kitab, apa pun, gak harus Al-Quran.
_______________________________________________________________
Di Kala Jumat adalah serial tulisan hasil wawancara dengan orang-orang di sekitarku, mendalami bagaimana mereka memahami dan menjalani hidup sebagaimana adanya. Tulisan ini akan dikemas secara ringan dan mudah untuk dipahami. Diharapkan tulisan Di Kala Jumat dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Di Kala Jumat hadir setiap hari Jumat di wordofawallflower.blogspot.co.id.
No comments:
Post a Comment